BERITA UNIK

Termasuk Gangguan Mental, 5 Fakta Ilmiah tentang Kecanduan

Dalam KBBI, kecanduan (berasal dari kata dasar candu) bisa diartikan sebagai kejangkitan akan sesuatu secara berlebihan. Dalam banyak hal, objek yang bisa menimbulkan kecanduan atau rasa candu adalah rokok, alkohol, narkoba, dan lain sebagainya yang bahkan bersifat naluriah seperti seks.

Dalam tingkatan tertentu, kecanduan bisa mengarah pada perasaan obsesi dan keterikatan yang sangat intens. Jika sudah seperti ini, seseorang bisa digolongkan sebagai penderita gangguan mental. Yuk, kita simak saja lima fakta tentang kecanduan (adiksi) berikut ini.

1. Kecanduan dalam pandangan psikologi

Termasuk Gangguan Mental, 5 Fakta Ilmiah tentang Kecanduanilustrasi orang dalam kondisi tertekan (pexels.com/Pixabay)

Menurut laman American Psychological Association, kecanduan atau rasa candu yang sangat intens berkaitan erat dengan sisi psikologis manusia. Secara umum, ketergantungan atau kecanduan yang dialami manusia bisa diakibatkan oleh keinginan, rasa penasaran, pergaulan, dan obsesi manusia akan sesuatu.

Bukan hanya narkoba dan alkohol, dalam banyak kasus, seks, game, makanan, film, dan bahkan kekerasan bisa dijadikan objek candu bagi penikmatnya. Hal ini sudah sangat erat kaitannya dengan perilaku dan pikiran yang ada dalam otak manusia. Kecanduan yang parah juga terbukti bisa merusak mental dan psikis seseorang.

2. Kecanduan dalam pandangan biologi

Termasuk Gangguan Mental, 5 Fakta Ilmiah tentang Kecanduanilustrasi orang sedang lelah mental (unsplash.com/Christopher Lemercier)

Bukan hanya psikologis, kecanduan dalam diri manusia juga berkaitan erat dengan sisi biologis, seperti hormon dan genetik. Sebuah makalah ilmiah berjudul “Genes and Addictions” yang diterbitkan oleh Clinical Pharmacology & Therapeutics pada 2009 membuktikan bahwa kecanduan atau ketergantungan bisa didapatkan melalui rangkaian genetika yang ada, di samping gangguan kejiwaan kronis.

Orang-orang dengan variasi gen tertentu, lebih dimungkinkan untuk mengalami kecanduan dalam hal tertentu. Misalnya, orang yang merokok di usia sangat muda, akan lebih mudah kecanduan rokok di masa tuanya akibat kebiasaan dan gen yang sudah terbentuk dari kebiasaan tadi. Dalam studi didapatkan fakta bahwa gen bisa memainkan peran terhadap pecandu nikotin secara intens.

Baca Juga: Kecanduan Bunuh, Dr. Harold Shipman Tewaskan Ratusan Pasiennya di 1999

3. Kecanduan dan keterikatannya dengan obsesi bisa mengindikasikan gangguan mental

Termasuk Gangguan Mental, 5 Fakta Ilmiah tentang Kecanduanilustrasi orang merokok (pexels.com/Amir SeilSepour)

Rasa candu yang sangat parah dan obsesi manusia akan sesuatu merupakan salah satu bentuk kelainan mental yang mungkin sulit untuk disembuhkan. Meskipun berbeda, kecanduan dan obsesi berlebihan bisa dikatakan sama-sama mengarah pada gangguan mental atau psikologis pada manusia.LANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL DI BAWAH

Laman Vertava Health melansir bahwa obsesi yang berlebihan merupakan kondisi mental kronis yang ditandai dengan tindakan berulang sebagai pelampiasan keinginan penderitanya. Jika tidak dilakukan, penderita akan merasakan gelisah, kesakitan, dan bahkan tidak bisa mengenali lingkungan di sekitarnya dengan normal.

Di sisi lain, kecanduan juga mengarah pada hal yang sama, tetapi lebih parah. Kondisi ini bisa merusak otak, tubuh, psikologis, dan bahkan tanpa sadar bisa membunuh penderitanya. Pecandu alkohol atau narkoba akan terus mengonsumsinya tanpa batasan yang jelas sampai ia terbunuh akibat dosis yang berlebihan.

4. Ada banyak jenis kecanduan yang sangat aneh di dunia ini

Termasuk Gangguan Mental, 5 Fakta Ilmiah tentang Kecanduanilustrasi sampel darah (pexels.com/Towfiqu Barbhuiya)

Narkoba, alkohol, rokok, seks, judi, dan lain sebagainya mungkin masih dianggap kecanduan yang umum terjadi di dunia ini. Namun, bagaimana dengan minum darah manusia, menikmati abu hasil kremasi, menghirup bensin hingga mabuk, atau menikmati kotoran dan air seni? Well, tentunya kecanduan model seperti ini dianggap sangat tabu dan menjijikkan.

Namun, semuanya itu nyata, lho. Dilansir laman On Health, semua objek yang ada dalam lingkungan sosial manusia bisa dijadikan bahan candu bagi manusia itu sendiri. Ini membuktikan, pada titik tertentu, manusia bisa mengembangkan keinginan dan rasa penasarannya menjadi sebuah obsesi dan kecanduan yang sulit dikendalikan.

Oh ya, ada sebuah obsesi dan kecanduan menyimpang yang sepertinya hanya dialami oleh orang-orang psikopat. Mereka yang tidak memiliki empati ini bisa mengembangkan obsesinya menjadi sebuah candu akan membunuh. Ya, kisah mengerikan ini sering kita dengar dan baca melalui berita. Hal ini semakin membuktikan bahwa rasa candu yang kelewat batas hanya akan membawa dampak buruk.

5. Kecanduan sangat sulit untuk disembuhkan

Termasuk Gangguan Mental, 5 Fakta Ilmiah tentang Kecanduanilustrasi rehabilitasi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Biasanya, bagi banyak orang, rehabilitasi dipilih sebagai jalan untuk memulihkan kecanduan. Namun, bagaimana dengan kecanduan atau adiksi yang sangat parah?

Pada kasus-kasus tertentu, orang dengan kecanduan parah bisa diatasi atau ditekan dengan obat-obatan medis, di samping konseling dan rehabilitasi, seperti diulas dalam Medical News Today. Namun, sayangnya, kecanduan merupakan sifat yang sangat sulit untuk disembuhkan.

Para ahli sepakat menyatakan bahwa kecanduan lebih mengarah pada gangguan mental atau otak kronis yang memengaruhi perilaku penderitanya. Seseorang mungkin sadar bahwa narkoba itu berbahaya. Namun, ia tak kuasa menolaknya akibat rasa candu yang begitu kuat dalam dirinya.

Satu lagi, adiksi atau kecanduan yang tergolong pada orang-orang psikopat dipastikan tidak bisa sembuh. Yup, dilansir Yale University, psikopat sejati tidak bisa disembuhkan karena memang mereka terlahir demikian. Ada kerusakan dalam otak dan psikis secara permanen yang menyebabkan mereka digolongkan sebagai psikopat.

So, jangan menyentuh hal-hal yang menyebabkan kecanduan atau memabukkan. Pada dasarnya, manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan tubuhnya supaya terhindar dari rasa candu dan obsesi menyimpang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *