BERITA VIRAL

Viral Kisah Pilu Pria Kehilangan Istri dan Bayinya Karena Corona

Viral Kisah Pilu Pria Kehilangan Istri dan Bayinya Karena Corona

LOKERBOLA  – Viral Kisah Pilu Pria Kehilangan Istri dan Bayinya Karena Corona

Viralcurhatan seorang pria di media sosial yang kehilangan istri dan bayi karena terinfeksi virus Corona COVID-19. Pria yang bernama Agi ini membagikan ceritanya dalam sebuah utasan di Twitter.

Atas persetujuan Agi, berikut detikcom membagikan kisah tersebut. Sebelumnya, Agi membagikannya di Twitter dan telah banyak mendapatkan tanggapan.

Agi adalah seorang pegawai swasta, ia kehilangan istri dan dan calon anaknya satu hari sebelum ulang tahun pertama pernikahannya.

Diceritakan dalam sebuah utasan, Agi awalnya mulai merasa tidak enak badan pada Kamis (8/7/2020). Dua hari setelahnya ia berinisiatif memeriksakan diri ke dokter dan didiagnosis tipes. Tipes merupakan penyakit yang sudah biasa dialami Agi setiap tahunnya.

BACA JUGA : Viral Warga Tak Gunakan Masker Dimasukkan ke Peti Mati di Pasar Rebo

“8 Juli 20 saya mulai tidak enak badan, namun saya tetap bekerja. Gejala nampak seperti tipes (Saya hampir tiap tahun opname karena tipes) demam di sore-malam hari. Saya minum obat saja namun tidak membaik,” kata Agi.

“Sabtu (11/7/2020) istri yang sedang hamil tujuh bulan putri kami agak demam, namun hanya minum obat dari dokter kandungan,” tambah Agi.

Karena kondisi badannya tak kunjung membaik, Agi beserta istri memeriksakan diri ke rumah sakit. Akhirnya Agi mendatangi rumah sakit yang bukan rujukan COVID-19 agar lebih aman. Setelah di rapid tes hasil menunjukkan non reaktif, begitu pula dengan istrinya non reaktif.

“Oiya dokter SpPD (spesialis penyakit dalam) kami berbeda. Diagnosa awal sama, yaitu tipes. Namun kami di photo thorax juga. Hasilnya: punya Agi ada pneumonia dibagian bawah cukup tebal (info dari ku karena bakteri Salmonella). Punya Ib ada sedikit pneumonia dibagian kiri bawah saja,” papar Agi.

Meski demikian, pada tanggal 16 Juli dokter yang merawat istri Agi menyarankan mereka untuk dirujuk ke RS rujukan COVID untuk diisolasi karena menduga istri terpapar Corona dan dokter menyebut jarang ada kasus suami istri yang sakit bersamaan. Namun, dokter yang merawat Agi menolak, dikatakan Agi yakin tidak terpapar Corona.

BACA JUGA : Cara Mongolia Blokade China dan Catat Nol Kematian Covid-19

“Saya mencari second opinion. Saya kontak-kontak dokter kandungan yang merawat istri selama ini, beliau juga yakin istri tipes. Akhirnya kami berpisah, istri dirawat oleh dokter kandungannya dan saya masih di RS awal ini, istri di rapid non reaktif disana,” terangnya.

Namun pada Minggu (19/7/2020) keadaan istri Agi harus dibantu dengan oksigen karena saturasi oksigen dalam darah turun, dan demam tinggi mencapai 38 derajat Celcius. Selang dua hari, istrinya tes swab dengan saturasi oksigen di bawah 90, dan menghabiskan satu tabung oksigen dalam 1 jam. Hasil dari rapid Igmnya pun menunjukkan reaktif yang menunjukkan adanya infeksi Corona.

Akibat kondisi itu, sang istri pun diisolasi. Agi hanya bisa berkomunikasi melalui video call WA. Tiga hari setelahnya, kondisi istri makin membaik, dibuktikan dengan hasil analisis gas dan darah.

“Malamnya (23/7/2020), saya dapat kabar hasil swab istri positif. Hancur hatiku mengetahui itu. Berselang setelah itu, hasil swab ku juga positif ternyata,” kata Agi.

Pada 26 juli, kondisi istrinya menurun drastis. Pada sore harinya, dokter mengabari istrinya harus diintubasi (alat bantu napas). Ia menyetujui perawatan itu. Setelah dilakukan intubasi, pada malam harinya, istrinya sudah kritis.

“Saya lihat juga lewat CCTV anak saya dicek detak jantungnya. Ternyata jam 21.46 WIB mereka sudah pulang ke surga meninggalkan aku sendirian,” kata Agi.

Agi mengatakan hatinya sangat hancur, kecewa, marah dan sedih. Meski demikian, ia harus merelakan istri dan buah hatinya mengingat rasa sakit yang dirasakan ketika berjuang melawan virus Corona.

“27 Juli 2020 hari yang seharusnya sebagai hari bahagia kami, karena seharusnya hari kontrol putri kami usia 8 bulan, lalu belanja kebutuhan-kebutuhan baby, lalu dinner 1st anniversary kami. Ternyata harus saya lewati sendirian dengan memulangkan ke peristirahatan terakhir mereka,” papar Agi.

Agi mengatakan, hanya orang tua dan mertuanya yang diizinkan untuk melihat proses pemakaman anak dan istrinya. Itu pun dari jauh. Dengan hati hancur, Agi tetap tegar menguburkan keluarga kecilnya.

“29 Juli, saya diswab kembali. 30 Juli hasilnya keluar dan puji Tuhan sudah negatif,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *