BERITA UNIK

Nicholas Saputra-Jimi Multhazam, Seleb Pecandu Reply 1988

Nicholas Saputra-Jimi Multhazam, Seleb Pecandu Reply 1988

Situs judi Online Terpercaya – Tepat hari ini, Jumat (6/11), Reply 1988 berusia lima tahun setelah tayang perdana pada 2015. Namun, daya tarik drama Korea itu masih begitu kuat hingga memikat sederet pelaku dunia hiburan Indonesia, mulai dari Nicholas Saputra hingga Jimi Multhazam.

Para pesohor tersebut mulai melirik drama Korea ini ketika mencari tontonan untuk mengisi waktu luang di sela pandemi Covid-19.

Selebritas tersebut mengaku langsung terbuai dengan kisah Reply 1988 yang relevan dan membuat mereka menggali kembali kenangan masa kecil.

Berikut para pelaku hiburan Indonesia yang terpincut dengan Reply 1988.

Nicholas Saputra

Jagat maya sempat heboh ketika Nicholas Saputra mengaku mulai menonton drama Korea di tengah masa pandemi Covid-19.

Dalam wawancara bersama Dave Hendrik untuk Harper’s Bazaar Indonesia, Nicholas bercerita bahwa ia mulai menonton Reply 1988 atas rekomendasi seorang teman.

“Saya coba dan langsung kecantol di episode pertama karena itu mengingatkan saya pada masa kecil, kayak melihat tante-tante, oom kita dulu,” katanya.

Pria berusia 36 tahun ini kemudian menuturkan bahwa usai menonton Reply 1988, ia tenggelam dalam nostalgia masa kecilnya.

Nicholas mengaku bahwa ia dulu juga merasakan ikatan bertetangga yang begitu kuat, seperti dalam drama garapan sutradara Shin Won-ho tersebut.

“Kadang-kadang kita kirim makanan ke rumah. Terus makanannya pulang gak boleh kosong, tapi piringnya sama, diisi lagi. Hal-hal kecil kayak gitu yang gue rindu,” tutur Nicholas.

Jimi Multhazam

Vokalis The Upstairs dan Morfem, Jimi Multhazam, ternyata juga terpincut Reply 1988 karena pengaruh istrinya. Menurut Jimi, drama ini berhasil membuatnya tertarik karena sisi humanis yang ditawarkan.

“Pandemi ini nonton drakor [drama Korea] gue. Judulnya Reply 1988. Kenapa gue suka? Humanis. Mereka tinggal di lingkungan kecil, tetanggaan. Wah, menarik nih,” ujar Jimi dalam program Ngobryls yang diunggah pada Juni lalu.

Jimi juga mengaku drama tersebut membawanya bernostalgia akan kegiatan-kegiatan yang sering ia lakukan kala masih kecil.

“Look-nya era 1988 dengan tren saat itu. Kehidupan tetangganya kayak kita zaman dulu. Maghrib [sore] bawa rantang ke tetangga, kayak di Indonesia. Terus main di rumah teman sampai jam tiga pagi,” tutur Jimi.

Di sisi lain, menurut Jimi drama ini pun memiliki nilai lebih karena tak sekadar menjual tampang para aktornya. Meski demikian, Jimi mengaku terganggu dengan lagu tema dan kisah cinta dalam drama tersebut.

Dian Sastrowardoyo

Berbeda dengan Jimi yang merasa terganggu dengan unsur percintaan, Dian Sastrowardoyo justru tertarik akan aspek tersebut dalam Reply 1988.

“Menurut Dian Sastrowardoyo, Reply 1988 merupakan tayangan favoritnya karena adanya tema friendzone yang dapat dipahami semua orang,” demikian keterangan Netflix, Mei lalu.

Namun, Dian menyuaki Reply 1988 bukan hanya karenaa unsur percintaan, tapi juga kompleksitas cerita drama Korea tersebut.

“Yang menarik adalah kompleksitasnya ngga hanya love story, enggak cuma geng anak ini aja, tapi juga geng orang tuanya. Jadi seperti memukul berapa burung dalam satu lemparan batu. Wah, ini gila sih. Genius banget,” kata Dian.

Alexander Thian

Blogger kenamaan Alexander Thian juga ternyata sangat menyukai Reply 1988. Ia bahkan sempat mengulas beberapa tokoh dalam drama Korea tersebut beserta analisis karakter berdasarkan zodiaknya.

Dalam salah satu kicauannya, Alexander menuliskan, “Drakor terbaik sepanjang masa? Reply 1988. No debat.”

Reply 1988 memang disebut-sebut sebagai salah satu drama Korea terbaik. Drama ini mengangkat kisah persahabatan lima remaja SMA dan keluarganya yang hidup bertetangga di Ssangmun-dong, distrik Dobong, Seoul bagian utara.

Seperti judul serialnya, kisah ini berlatar pada 1988, ketika Deok-sun (Hyeri), Jung-hwan (Ryu Joon-yeol), Sun-woo (Ko Gyung-pyo), dan Dong-ryong (Lee Dong-hwi) masih SMA, sementara Choi Taek (Park Bo-gum) sudah menjadi pemain go atau baduk internasional.

Kelima orang ini telah berteman sejak masih kecil. Mereka semua tumbuh bersama di lingkungan bertetangga. Keluarga mereka pun sangat dekat satu sama lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *