BERITA UNIK

Human Radiation Experiment, Orang Disuntik Unsur Nuklir

“Do no harm”.

Begitulah bunyi salah satu prinsip etika penelitian yang harus dipahami dan dipraktikkan. Simpelnya, peneliti tidak boleh membahayakan dan menyakiti subjek. Sayangnya, prinsip yang seharusnya menjadi bagian dari akal sehat (common sense) tidak diindahkan oleh sejumlah eksperimen tempo dulu, seperti Human Radiation Experiments.

Plutonium, uranium, dan unsur radioaktif lainnya disuntikkan kepada subjek tanpa sepengetahuan mereka. Mengapa eksperimen ini dilakukan dan apa akibatnya? Simak delapan fakta berikut, dilansir Atomic Heritage Foundation dan sumber tepercaya lainnya.

1. Diawali ketakutan terhadap dampak elemen yang saat itu belum diketahui

Human Radiation Experiment, Orang Disuntik Unsur Nuklirbom atom (veterans.nv.gov)

Ilmu sains penuh dengan penemuan dan percobaan. Namun, ketika eksperimen itu berpotensi menimbulkan kematian, apakah hasil percobaan dapat dikatakan sepadan? Apa pun jawabanmu, ketahuilah bahwa pertanyaan itu terjawab dalam eksperimen Manhattan Project, proyek yang dikenal sejarah sebagai momen lahirnya senjata nuklir.

Saat itu, ilmuwan yang terlibat Manhattan Project menghadapi banyak masalah ketika harus bekerja dengan plutonium dan uranium. Meskipun kini keduanya menjadi elemen yang tidak asing lagi, para ilmuwan waktu itu tidak mengetahui seluk-beluk plutonium dan uranium. Ya, bahkan saat mereka berusaha merancang bom dengan kedua elemen itu.

Kegentingan ini mendorong para pemimpin Manhattan Project untuk mendirikan Divisi Kesehatan pada 1942. Tidak hanya itu, ilmuwan dari berbagai laboratorium mencoba memahami ancaman yang dihadapi personel Manhattan Project. Sehubungan dengan itu, mereka melakukan eksperimen radiasi terhadap hewan.

2. Hewan dinilai tidak cukup, maka manusialah yang menjadi subjek percobaan

Human Radiation Experiment, Orang Disuntik Unsur Nuklirstaf Laboratorium Nasional Oak Ridge (ehss.energy.gov)

Meskipun eksperimen radiasi terhadap hewan sudah dilakukan di Chicago, Rochester, dan Berkeley, nyatanya hasil yang diperoleh jauh dari kata memuaskan. Sebab, informasi dari deretan eksperimen tersebut tidak dapat dijadikan patokan untuk menentukan pedoman atau peraturan terkait radiasi untuk para pekerja.

Laporan ilmuwan dari laboratorium Los Alamos menyebutkan keharusan untuk menguji coba retensi dan ekskresi plutonium pada sejumlah pasien yang dianggap ‘mendekati ajal’. Momen ini menjadi titik awal berubahnya eksperimen itu menjadi suatu percobaan yang nantinya menggemparkan dunia.

3. Bertujuan untuk menjawab sejumlah pertanyaan

Human Radiation Experiment, Orang Disuntik Unsur NuklirStafford Warren dalam pertemuan staf di rumah sakit Oak Ridge (atomicheritage.org)

Bukan sekadar rencana, para ilmuwan sudah membulatkan pikirannya untuk mewujudkan eksperimen ini. Tahun 1945 sampai 1947, Stafford Warren dan tim medis Manhattan Project melakukan penyuntikan elemen radioaktif plutonium, uranium, polonium, dan amerisium kepada 18 subjek. Injeksi unsur radioaktif ini dilangsungkan di rumah sakit yang berafiliasi dengan Manhattan Project, yakni Rochester, Oak Ridge, Chicago, dan San Francisco.

Penyuntikan ini bertujuan untuk menjawab berbagai pertanyaan. Sebagai contoh, eksperimen plutonium dilaksanakan untuk mengetahui apakah kotoran dapat digunakan sebagai perkiraan jumlah plutonium yang tersisa pada subjek yang terpapar radiasi.

Di sisi lain, injeksi uranium bertujuan untuk memahami dosis minimum yang mampu menghasilkan kerusakan ginjal. Dengan kata lain, percobaan ini memang memiliki dampak yang sangat negatif terhadap subjek.

Yang lebih mengejutkannya lagi, sederet tujuan ini merupakan bagian dari tujuan yang jauh lebih besar. Mengutip studi Michael McCarthy berjudul ‘Cold war human radiation experiments in the USA’terdapat indikasi bahwa satu-satunya tujuan eksperimen itu adalah mengumpulkan informasi untuk pihak militer yang mensponsorinya.

4. Merupakan eksperimen yang dirahasiakan

Human Radiation Experiment, Orang Disuntik Unsur Nukliralat pemindaian untuk mendeteksi kuantitas dan distribusi radiasi (ehss.energy.gov)

Rangkaian percobaan yang kini dianggap menjadi aib negara dulunya bersifat amat rahasia. Bukan hanya sifatnya yang kontroversial, ketakutan terhadap perang nuklir melawan Uni Soviet mendorong militer dan ilmuwan untuk bekerja terus secara rahasia.

Eksperimen yang tidak manusiawi ini disembunyikan karena berpotensi memiliki efek buruk pada opini publik yang berujung pada tuntutan hukum. Ironisnya, apa yang semula dirahasiakan pada akhirnya menjadi pengetahuan umum.

5. Besar kemungkinan subjek eksperimen tidak menyadari risiko penyuntikan

Human Radiation Experiment, Orang Disuntik Unsur Nuklirstudi di laboratorium Donner (ehss.energy.gov)

Kondisi eksperimen makin kontroversial saat diketahui bahwa subjek eksperimen tidak menyadari risiko penyuntikan. Menurut studi Michael McCarthy, ada banyak ilmuwan yang mengaku telah mendapatkan persetujuan subjek.

Walaupun demikian, tidak ada bukti fisik yang mendukung klaim tersebut. Kalau ada pun, para subjek tidak diberi informasi yang menyeluruh terkait risiko, efek samping radiasi, dan tujuan militer dalam eksperimen itu.

Informasi yang senada juga disampaikan Atomic Heritage Foundation, yang menyatakan bahwa dari 30 subjek, tercatat hanya satu pasien yang menandatangani formulir persetujuan. Namun, tidak ada penjelasan prosedur medis dan risiko yang lengkap.

6. Menilik kisah korban eksperimen

Human Radiation Experiment, Orang Disuntik Unsur Nuklirperawat dan maneken (ehss.energy.gov)

Atomic Heritage Foundation menceritakan sejumlah pengalaman korban eksperimen radiasi ini. Sebagai contoh, ada Ebb Cade, pria berusia 53 tahun yang dikenal menjadi orang pertama yang diberi injeksi plutonium.

Saat sedang melakukan pengecekan untuk keretakan tulang lengan dan kaki pada 10 April 1945, ia malah disuntik plutonium sebanyak 4.7 mikrogram. Berdasarkan eksperimen terhadap hewan, batas wajarnya adalah 1 mikrogram.

Lima hari kemudian, dokter mengambil 15 gigi dan sampel tulang Ebb. Delapan tahun kemudian, Ebb meninggal karena gagal jantung. Tentunya, Ebb bukan satu-satunya pasien yang mendapatkan injeksi elemen radioaktif tanpa sepengetahuannya. Albert Stevens, Eda Schultz Charlton, dan seorang anak berusia 4 tahun, Simeon Shaw juga menjadi korban.

7. Eksperimen berlanjut, anak-anak difabel menjadi korban

Human Radiation Experiment, Orang Disuntik Unsur NuklirSekolah Fernald (commons.wikimedia.org/Daderot)

Sayangnya, eksperimen tidak berhenti sampai di situ saja. Kali ini, sejumlah anak menjadi subjek eksperimen.

Dicatat Alliance for Human Research Protection, beberapa anak difabel di Sekolah Fernald, Massachusetts diberi paparan radiasi tanpa sepengetahuan orangtuanya. Mereka diberi makan semangkuk sereal dengan susu yang mengandung unsur radioaktif.

Melansir situs tersebut, limpa anak-anak itu terkena radiasi yang lebih banyak selama tujuh kali makan dibandingkan total radiasi dari sumber alami yang mengenai orang Amerika setiap tahunnya. Oleh karena itu, eksperimen itu dianggap sebagai sudut gelap dari warisan atom Massachusetts.

8. Menjadi rahasia umum pada tahun 1990-an

Human Radiation Experiment, Orang Disuntik Unsur NuklirEileen Welsome selaku jurnalis dan pemenang Pulitzer (c-span.org)

Secara mati-matian dirahasiakan, ternyata tindakan itu sia-sia. Kontroversi ini menggegerkan publik setelah koran The Albuquerque Tribune membongkar eksperimen dan identitas pasien yang menjadi korban. 

Sebagai respons, Mantan Presiden Amerika Serikat ke-42 membentuk Komite Penasihat Eksperimen Radiasi Manusia yang bertujuan untuk menginvestigasi eksperimen yang tidak etis tersebut. Mantan Sekretaris Energi Hazel R. O’Leary memimpin Departemen Energi untuk melakukan penyelidikan yang mendalam.

Pada akhirnya, keluarga korban mendapatkan kompensasi dari pemerintah federal. Selain itu, hukum untuk melarang eksperimen rahasia yang melibatkan manusia diadopsi. Eileen Welsome selaku jurnalis The Albuquerque Tribune mendapatkan penghargaan Pulitzer atas kontribusinya dalam mengangkat kisah eksperimen itu.

Demikian delapan fakta tentang Human Radiation Experiments. Kesimpulannya, eksperimen injeksi unsur radioaktif merupakan salah satu bagian paling kelam dalam sejarah sains. Bahkan, Subkomite Kongres tentang Konservasi Energi dan Tenaga berkata,

“Meskipun percobaan ini memberikan informasi tentang retensi dan penyerapan bahan radioaktif oleh tubuh manusia, percobaan ini tetap menjijikkan karena subjek manusia pada dasarnya digunakan sebagai kelinci percobaan dan perangkat perbandingan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *