BERITA UNIK

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum Shinrikyo

Serangan gas sarin 1995 di Tokyo adalah salah satu kejadian kriminal pertama yang dilakukan di angkutan umum. Sebab, kejadian ini menargetkan salah satu sistem transit tersibuk di dunia. Serangan itu menjadi peristiwa yang mengerikan, di mana para korban batuk darah dan kejang-kejang. Tragisnya, ini bukan serangan pertama yang dilayangkan oleh anggota Aum Shinrikyo, sekte ngeri di Jepang. 

Shoko Asahara, pendiri sekte tersebut, bersama enam anggota yang bertanggung jawab atas serangan tahun 1995, dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung dan dieksekusi pada tahun 2018.

Asahara, yang pernah menjadi tamu di acara variety TV ini, dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab atas ‘insiden teroris terburuk di tanah Jepang’. Bagi banyak orang, kengerian serangan sarin kereta bawah tanah Tokyo 1995 masih terasa hingga hari ini. Berikut adalah kisah nyata mengerikan dari serangan gas sarin di kereta bawah tanah Tokyo.

1. Latar belakang singkat Shoko Asahara

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum ShinrikyoShoko Asahara (bizarrepedia.com)

Shoko Asahara lahir sebagai Matsumoto Chizuo pada 2 Maret 1955 di Prefektur Kumamoto, Jepang. The Japan Times melaporkan bahwa Asahara adalah anak keenam dari tujuh bersaudara, dan orang tuanya mengelola toko tatami.

Asahara mengalami gangguan penglihatan karena glaukoma infantil dan disekolahkan di Sekolah Tunanetra Prefektur Kumamoto. Setelah gagal masuk ke sekolah kedokteran, Asahara mempelajari akupunktur dan farmakologi secara autodidak. Dia menikah dengan Tomoko Ishii, seorang mahasiswa, pada tahun 1977 dan dikaruniai enam orang anak.

Menurut “A Case Study on the Aum Shinrikyo”, pada tahun 1982, Asahara ditangkap karena apoteknya dicurigai melanggar hukum farmasi Jepang lantaran menjual obat-obatan yang tidak sesuai prosedur. Meskipun dia tidak dipenjara karena pelanggaran tersebut, apoteknya mengalami kebangkrutan karena penangkapannya.

2. Apa itu Aum Shinrikyo?

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum Shinrikyosekte Aum Shinrikyo (thoughtco.com)

Shoko Asahara mulai belajar yoga pada tahun 1977, tujuh tahun kemudian, ia membuka sekolah pelatihan yoga bernama Aum no Kai, yang diterjemahkan menjadi “Grup Aum.” Asahara mengubah namanya pada tahun 1986 dan tahun berikutnya, grup itu berganti nama menjadi Aum Shinrikyo, yang jika diterjemahkan berarti “kebenaran tertinggi”.

Menurut “Aum Shinrikyo,” ideologi kultus itu menyatukan konsep-konsep dari Hinduisme dan Buddha, dengan gagasan tentang neraka versi Kristen dan Armageddon, ditambah kepercayaan tulisan Nostradamus. Bagi pengikutnya, Asahara adalah “yang tercerahkan” setelah Buddha.

Keyakinan Aum Shinrikyo didasarkan pada gagasan, bahwa ada perang antara yang baik dan yang jahat, dan siapapun yang menghalangi kebenaran tertinggi boleh dibunuh, dan kebenaran tertinggi ini hanya dimiliki oleh Shoko Asahara. Mereka juga percaya bahwa anggotanya akan menjadi satu-satunya yang selamat dari kiamat, yang diprediksi Asahara akan terjadi pada tahun 1996 atau antara 1999 dan 2003.

Aum Shinrikyo sendiri menargetkan mahasiswa teknik, kimia, dan fisik dari universitas Jepang bergengsi, menjalin hubungan dengan yakuza dan KGB, dan bahkan merekrut dokter medis.

3. Aum Shinrikyo diberikan status keagamaan resmi oleh pemerintah Jepang

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum Shinrikyokegiatan ritual sekte Aum Shinrikyo (english.kyodonews.net)

Pada Agustus 1989, Aum Shinrikyo diberi status resmi sebagai perusahaan keagamaan oleh Pemerintah Metropolitan Tokyo di Jepang. Dilansir laman Encyclopedia Britannica, Shoko Asahara mulai menyebut dirinya ‘Kristus Tokyo’, ‘Paus Suci’, dan ‘Penyelamat Abad Ini’.

Pengakuan ini memberi Aum Shinrikyo beberapa keuntungan, salah satunya keringanan pajak. Ini juga membuatnya kebal dari pengawasan karena di bawah Undang-Undang Perusahaan Keagamaan Jepang, setelah suatu kelompok diakui, pihak berwenang tidak diizinkan untuk menyelidiki kegiatan atau doktrin keagamaannya.

Keanggotaannya juga melonjak setelah pengakuan hukumnya. Aum Shinrikyo berubah dari sebuah kelompok kecil menjadi organisasi beranggotakan 10.000 orang pada tahun 1992. Pada tahun 1995, jumlah tersebut berkembang menjadi 50.000 anggota di seluruh dunia, dengan kantor yang berbasis di Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat.

Kekayaan bersih sekte tersebut juga meroket dari sekitar 4,3 juta dolar AS pada tahun 1989 menjadi 1 miliar dolar AS pada tahun 1995. Melansir Council on Foreign Relations, pertumbuhan keuangan Aum Shinrikyo berasal dari fakta bahwa mereka merekrut mahasiswa dan lulusan muda yang cerdas, dan seringkali dari keluarga elit. 

4. Uji coba serangan gas sarin

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum ShinrikyoGambar ini diambil pada tanggal 28 Juni 1994, menunjukkan para wartawan yang berkumpul di lokasi serangan gas saraf sarin di Matsumoto di prefektur Nagano, Jepang tengah. (blogs.wsj.com)

Pada tanggal 27 Juni 1994, terjadi serangan gas sarin di Matsumoto, Jepang antara pukul 10:40 dan 22:50. Reuters melaporkan bahwa gas ini disemprotkan dari truk kulkas, yang menguap selama kurang lebih 10 menit ke rumah tiga orang hakim. Para hakim ini menjadi sasaran karena mereka memimpin kasus penipuan tanah yang melibatkan Aum Shinrikyo. Putusan itu akan dirilis pada pertengahan Juli 1994. 

Ketiga hakim jatuh sakit akibat gas tersebut. Angin juga membawa gas sarin itu ke lingkungan sekitarnya. Tujuh orang meninggal akibat keracunan sarin, seorang perempuan dikabarkan koma, dan sekitar 600 orang terpengaruh oleh gas sarin tersebut.

Anggota Aum Shinrikyo kemudian mengakui bahwa serangan itu merupakan uji coba untuk serangan mereka pada tahun berikutnya. Kegiatan ini juga tidak luput dari perhatian polisi. Dua minggu setelah serangan sarin di Matsumoto, terjadi tumpahan sarin di fasilitas Kamikuishiki milik Aum Shinrikyo. 

5. Serangan gas sarin di kereta bawah tanah Tokyo terjadi di jam-jam sibuk

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum Shinrikyoserangan gas di kereta bawah tanah Tokyo pada Maret 1995 (newsweek.com)

Serangan Matsumoto ditujukan pada sekelompok orang tertentu, tapi serangan kereta bawah tanah Tokyo tahun 1995 merupakan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil. Aum Shinrikyo menempatkan 11 kontainer sarin di lima kereta yang berbeda di jalur Chiyoda, Hibiya, dan Marunouchi dari sistem kereta bawah tanah Tokyo, sebuah metro yang memiliki lebih dari lima juta penumpang setiap harinya. 

Sebelum jam 8 pagi pada tanggal 20 Maret 1995, lima anggota Aum Shinrikyo naik tiga jalur kereta bawah tanah dengan membawa tas yang berisi sarin. Ikuo Hayashi naik di jalur Chiyoda, Kenichi Hirose dan Toru Toyoda di jalur Marunouchi, dan Masato Yokoyama dan Yasuo Hayashi di jalur Hibiya.

Di waktu yang terkoordinasi, mereka melubangi kantong sarin dengan ujung payung runcing dan berlari keluar dari kereta sebelum pintu tertutup. Saat cairan sarin menguap, para penumpang di kereta mulai mengalami kesakitan akibat asapnya. Penumpang ini berlari keluar dari kereta, namun asapnya menyebar di setiap perhentian, baik yang berasal dari kereta yang tercemar gas sarin atau melalui kontak dengan pakaian dan sepatu orang yang terkontaminasi cairan sarin, tulis Encyclopedia Britannica.

6. Kekacauan akibat serangan gas sarin

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum Shinrikyoserangan gas sarin kereta bawah tanah Tokyo 1995 (algemeiner.com)

Tiga belas orang tewas akibat serangan sarin dan lebih dari 6.000 orang terluka. Di antara mereka yang tewas adalah dua pekerja kereta bawah tanah yang mencoba menyingkirkan tas sarin di Stasiun Kasumigaseki. Banyak pula yang terpapar saat membantu korban. Pada tahun 2020, setidaknya sepertiga dari korban serangan sarin menderita PTSD akibat serangan itu, di samping berbagai komplikasi kesehatan fisik.

Pemerintah Jepang mengklaim bahwa serangan gas itu dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian polisi, karena polisi sudah merencanakan penggerebekan Aum Shinrikyo untuk mencari notaris yang diculik, dan sekte tersebut kemungkinan ingin mengulur waktu untuk menghancurkan bukti.

7. Penangkapan

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum ShinrikyoPolisi, pemadam kebakaran, dan tenaga medis darurat sigap di tempat kejadian. (commons.wikimedia.org)

Antara 22 Maret dan 4 September, ada lebih dari 500 penggerebekan oleh polisi di hampir 300 lokasi berbeda. Penggerebekan pertama terjadi di kompleks Aum Shinrikyo di Prefektur Yamanashi. Polisi mencari notaris yang diculik, ketika mereka tiba di kompleks dengan mengenakan jas hazmat, polisi menemukan peralatan untuk membuat sarin dan senjata biologis lainnya, helikopter untuk digunakan dalam serangan gas, senjata, dan obat-obatan terlarang.

Selama enam bulan, antara 400 hingga 500 anggota Aum Shinrikyo akhirnya ditangkap, yang merupakan hampir seluruh hierarki sekte. Shoko Asahara tidak ditangkap sampai 16 Mei, dia ditemukan bersembunyi dengan setumpuk uang tunai dan kantong tidur. Pada hari yang sama, Gubernur Metropolitan Tokyo menerima sebuah bom surat dari Aum Shinrikyo yang meledak di tangan sekretarisnya. Secara keseluruhan, setidaknya 200 anggota Aum Shinrikyo akhirnya didakwa.

8. Gagalnya serangan hidrogen sianida

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum Shinrikyoilustrasi penanganan gas beracun (thedailybeast.com)

Setelah serangan sarin pada bulan Maret, Aum Shinrikyo gagal melakukan beberapa serangan gas lagi, kali ini dengan hidrogen sianida. Percobaan serangan pertama terjadi pada 5 Mei 1995. Kali ini, Aum Shunrikyo menargetkan stasiun Shinjuku, dan meletakkan dua kantong plastik di kamar mandi umum, satu berisi dua liter bubuk natrium sianida dan satunya lagi mengandung sekitar 1,5 liter asam sulfat encer. Tas ditemukan dan segera diamankan. Jika tidak, hal ini bisa menciptakan gas hidrogen sianida, dan diperkirakan cukup untuk membunuh 10.000 sampai 20.000 orang.

Upaya kedua terjadi pada tanggal 4 Juli 1995, tetapi kali ini ada empat perangkat penyebaran di toilet umum di stasiun kereta bawah tanah Ginza, Tokyo, dan Kayabacho serta stasiun Kereta Api Jepang Shinjuku. Serangan gas ini juga digagalkan.

Menurut Center for a New American Security, Aum Shinrikyo juga telah merencanakan serangan gas hidrogen sianida pada tanggal 3 Mei, tetapi mereka mengabaikannya sebelum perangkat penyebaran dipasang.

9. Kejahatan pidana yang pernah dilakukan sebelumnya

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum Shinrikyoilustrasi Shoko Asahara dalam tagline sebuah koran (aljazeera.com)

Pada September 1993, dua anggota Aum Shinrikyo mengaku membawa bahan kimia berbahaya ke dalam pesawat di Perth, Australia. Dilansir laman Vice, Aum Shinrikyo pergi ke Australia Barat untuk mencari tempat menguji senjata kimia pada April 1993, tetapi mereka melarikan diri dari negara itu pada Oktober 1994.

Anggota Aum Shinrikyo bahkan dikirim ke Zaire, sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo, untuk mendapatkan sampel virus Ebola pada tahun 1992, meskipun mereka tidak berhasil, menurut Federation of American Scientists.

Anggota Aum Shinrikyo terlibat dalam banyak perampokan, termasuk yang terjadi di Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, Pabrik Mitsubishi Heavy Industries Hiroshima, dan Nippon Electronics Co.

Anggota Aum Shinrikyo juga bertanggung jawab atas beberapa pembunuhan, meskipun banyak dari mayatnya tidak ditemukan karena dibakar di insinerator. Hiroyuki Nagaoka, ketua Asosiasi Korban Aum Shinrikyo, juga menjadi korban serangan gas oleh Aum Shinrikyo, meski berhasil selamat.

10. Terungkapnya pembunuhan keluarga Sakamoto

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum Shinrikyokeluarga Tsutsumi Sakamoto (japantimes.co.jp)

Setelah menangkap berbagai anggota aliran sesat, polisi juga menemukan bahwa Aum Shinrikyo bertanggung jawab atas hilangnya keluarga Sakamoto pada tahun 1989. The New York Times melaporkan bahwa Tsutsumi Sakamoto, istrinya Satoko, dan anak mereka yang berusia 1 tahun Tatsuhiko menghilang pada November 1989.

Setelah anggota Aum Shinrikyo ditangkap karena serangan sarin 1995 di Tokyo, beberapa polisi mengungkapkan bahwa mereka menemukan tulang-belulang Sakamoto, meskipun mereka tidak dapat menemukan anaknya yang berusia 1 tahun. 

Keluarga itu dibunuh pada 4 November 1989, karena perintah dari Shoko Asahara. Sakamoto, seorang pengacara anti-sekte di Yokohama, mengklaim bahwa Aum Shinrikyo telah menculik kerabat kliennya, yang membuat sekte tersebut balas dendam. Hal ini terbongkar ketika lencana kelompok Aum ditemukan di rumah mereka oleh polisi.

11. Pengadilan anggota Aum Shinrikyo

Pengadilan anggota Aum Shinrikyo berlangsung hampir 20 tahun lamanya, tapi kecuali satu anggota sekte yang dibawa ke pengadilan, yang dihukum mulai dari beberapa tahun hingga penjara seumur hidup. Tiga belas anggota dijatuhi hukuman mati, termasuk mereka yang bertanggung jawab atas serangan gas sarin Tokyo 1995. Ikuo Hayashi, yang bertanggung jawab atas serangan Chiyoda, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena kerjasamanya dengan polisi.

Pada tanggal 15 Desember 1995, sebuah undang-undang era Perang Dingin diajukan oleh Perdana Menteri Tomiichi Murayama untuk membubarkan sekte Aum Shinrikyo. Bagi sebagian aktivis sosial, tindakan ini dinilai inkonstitusional.

Pengadilan Shoko Asahara sendiri dimulai pada tahun 1996 dan berlangsung selama delapan tahun, di mana ia menolak untuk menjawab pertanyaan. Murderpedia menulis bahwa Asahara sering bergumam tidak jelas dan terus menerus memotong pernyataan kesaksian. Pada 27 Februari 2004, Asahara dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Meskipun pengacaranya mengajukan banding, Pengadilan Distrik Tokyo dua kali menolak permohonan pengadilan ulang.

12. Eksekusi yang baru dilakukan pada tahun 2018

Tiga belas anggota sekte, termasuk Shoko Asahara, dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Namun, karena berbagai banding dan banyak persidangan dari semua anggota sekte, eksekusi berulang kali ditunda. Akibatnya, anggota sekte menunggu hukuman mati hingga 6 Juli 2018, yang pertama kali dieksekusi adalah Asahara, seperti yang dilansir The Guardian. Pada 28 Juli, anggota sekte yang tersisa semuanya dieksekusi.

Terlepas dari kenyataan bahwa hukuman mati jarang digunakan di Jepang, persetujuan untuk hukuman mati sangat menyeruak, dan banyak yang menganjurkan eksekusi anggota Aum Shinrikyo. 

13. Jadi, bagaimana sekte Aum Shinrikyo kini? 

13 Fakta Serangan Gas Sarin Tokyo, Ulah Sekte Aum Shinrikyoilustrasi pengikut Aum Shinrikyo (bbc.com)

Setelah penangkapan sebagian besar hierarki Aum Shinrikyo, beberapa anggota melarikan diri ke Rusia, sementara yang lain tetap tinggal di Jepang. Tetapi pada titik ini, pemerintah tidak lagi bersahabat dengan Aum Shinrikyo. The Guardian menulis bahwa meskipun Aum Shinrikyo dilarang, mereka muncul kembali pada tahun 2000 dengan nama Aleph. Anggotanya tidak lagi mengakui Asahara dan setuju untuk membayar kompensasi kepada para korban serangan gas.

Pada tahun 2019, mereka diperintahkan oleh pengadilan Tokyo untuk membayar ganti rugi sebesar 9,5 juta dolar AS kepada para korban serangan sarin 1995. Namun, beberapa orang mengklaim bahwa anggota Aleph masih mengikuti ajaran Shoko Asahara dan bahkan menyimpan rekaman audio suaranya.

Anggota Aleph tinggal di markas besar di pinggiran kota Tokyo, tetapi markas ini tetap di bawah pengawasan. Kelompok lain, Hikari no Wa, yang memisahkan diri dari Aum Shinrikyo juga berada di bawah pengawasan pemerintah pada 2019.

Setiap manusia memang berhak berpegang teguh pada keyakinannya, tetapi sebaik-baiknya keyakinan, tentunya harus menjunjung tinggi kemanusiaan. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran, ya, bagi kita semua! 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *